Minggu, 20 Oktober 2013

WINGKO BABAT



Jika mendengar kata wingko, saya jadi ingatnya bukan ke jajanan ini...yang saya bayangkan adalah wingko itu pecahan dari genteng yang terbuat dari tanah liat. Itulah sebenarnya asal kata wingko di daerah Jawa, wingko sering dibuat mainan anak2 pada masa saya kecil dulu bersama teman2. Tapi saya gak perlu cerita tentang permainan dengan wingko itu yaa...yang akan kita ceritakan dan bahas kali ini wingko sejenis jajanan tradisional dari daerah Jawa. Mungkin karena jajanan ini penampilannya coklat agak ada efek2 gosongnya gitu, jadi orang2 bilang pada saat itu koq makanan kayak wingko, hehee...sekedar bereka yasa tentang asal usul munculnya nama kue wingko.

Balik ke resep wingko babat, sebelum menghasilkan kue yang pas dan enak hasilnya...beberapa kali saya mencoba bikin kue ini. Kunci kelezatan dari kue wingko ini terletak pada kesegaran dan kualitas bahan2 yang akan digunakan. Saya meyakini wingko babat yang diproduksi di Semarang dan di Babat Lamongan pasti menggunakan bahan2 yang terpilih dan berkualitas baik. Misalnya tepung ketan mereka menggiling sendiri, kelapa parut yang segar dan setengah tua, santan kelapa juga fresh baru diperas. Sementara karena saya tinggal di Middle East, ketersediaan bahan2 itu semua dalam keterbatasan. Untuk tepung ketan sudah ada di super market dalam kemasan, kelapa parut ada tapi dalam bentuk frozen/beku...kelapa parutnya agak tua. Untuk santan ada santan bubuk dan kalengan, dalam penggunaan santan di pembuatan kue wingko ini saya memakai kelapa parut frozen kemudian saya peras menjadi santan. Saya berusaha semaksimal mungkin ingin menghasilkan kue wingko yang benar2 mirip dengan kue wingko yang sering saya nikmati ketika pulang kampung.

Dari jerih payah saya berulang kali menguji coba dan memperbaiki resep kue wingko ini, pada akhirnya saya merasa cukup puas dan senang. Menurut suami saya kue wingkonya sudah mendekati enaknya kue wingko asli dari kampung...meskipun tak sama persis, tapi sudah enak, lembut dan kres2 kelapanya terasa gurih, aromanya wangi vanili khas kue wingko yang dipanggang. Bahkan kue ini sudah di icipi ibu2 tetangga saya...waktu itu saya bikin untuk acara ulang tahun anak tetangga satu apartement. Para beliau yang mencoba icip2 kue wingko...pada menyatakan "wah kue wingkonya mantab mbak Ita", sudah mirip kue wingko aslinya.

Alhamdulillah...mudah2an ke depannya saya bisa lebih memperbaiki resep kue wingko ini bila memang belum terlalu sempurna, semoga memberi manfaat dan menginspirasi buat yang membaca blog sederhana saya.


Wingko Babat 
Resep: Ita-DapurGriyaKhayangan

Bahan:
150 gr tepung ketan putih
50 gr tepung tapioka
400 gr kelapa parut setengah tua, kukus
250 gr gula pasir
2 sdt vanili bubuk
1/2 sdt garam
300 ml santan kental rebus dengan daun pandan, biarkan hangat
1 butir telur kocok lepas
1 sdm minyak goreng (bisa pake margarin cair 1 sdm)

Cara Membuat:
1. Campur dalam wadah: tepung ketan putih, tepung tapioka, kelapa parut setengah tua kukus, gula pasir, vanili bubuk, dan garam. Aduk semua bahan dengan tangan sambil diremas2 hingga tercampur rata.
2. Tuangkan santan hangat sedikit demi sedikit, dengan tetap diaduk menggunakan tangan sambil diremas2 agar gula larut dan adonan tercampur rata.
3. Masukkan telur dan minyak goreng, aduk lagi hingga adonan wingko tercampur rata dan kental.
4. Siapkan panggangan cetakan kue lumpur, olesi tipis2 dengan minyak goreng jika cetakannya jarang dipakai (biasanya suka lengket), panaskan cetakan dengan api kecil. Tuang 2 sdm adonan wingko ke dalam cetakan, tutup cetakan, balik wingko jika bagian bawahnya sudah kuning kecoklatan, panggang hingga semua sisi berwarna kuning kecoklatan dan matang merata.




# Tips:
- Air dari santan bisa dikurangi jumlahnya, kadang2 bisa jadi terlalu lembek karena kadar air parutan kelapa muda yang tidak mesti sama. Jadi masukkan air santan sedikit2 dulu sampai adonan dirasa cukup kekentalannya. Biasanya saya gunakan antara 200 ml sampai 300 ml. Kalau misalnya adonan terlalu cair boleh ditambah tepung ketan sedikit2 kurang lebih 50 gr.
- Sisa ampas kelapa parut yang dibuat santan kental bisa sekalian dimasukkan ke dalam adonan wingko, sehingga semakin banyak kelapa parut semakin empuk dan gurih. Sayang ampas kelapanya kalau dibuang...bisa dimanfaatkan.
- Kalau tidak ada cetakan kue lumpur, bisa pakai loyang kotak/persegi panjang lalu diolesi minyak goreng dan dialasi daun pisang atau kertas roti/baking paper kemudian di oven sampai matang.
- Jika menggunakan oven listrik, bila sudah mau matang nyalain api atas...supaya bagian atasnya kecoklatan.
- Agar penampilan lapisan atas kue wingko berwarna kuning keemasan, bisa diolesi dengan kuning telur.
- Atau kalau mau cara praktis, kelapa parut yang untuk diambil santannya tidak usah diperas santannya. Tapi langsung masuk ke adonan, lalu tinggal tambahkan air matang (bisa pakai air kelapa muda) dengan takaran antara 200 ml hingga 300 ml...sesuai resep diatas.


Selamat Mencoba :)

9 komentar:

  1. Mbak, kemarin saya coba resepnya. Gula saya kurangi sedikit (sesuaikan dg selera). Rasanya enak gurih, kenyal/lentur. Apakah adonan sedikit encer, spt kue pancong/rangin? Jadi wkt adonan saya tuang ke cetakan, per-lahan2 melebar memenuhi cetakan. Saya pakai snack maker isi 7. Kalau tdk, berarti kemarin mungkin saya salah ukur. He..he...Terima kasih.
    Sisca - Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gulanya di kurangi apa gak kurang manis mbak...kalau saya suka wingko babad yg manis, resep ini sudah cukup manis, tidak terlalu manis.
      Adonan tdk terlalu encer, apalagi kalau kelapa parutnya banyak...dan tdk terlalu kental, sedang2 aja mbak...mbak sisca mengukur adonan dg alat atau hanya kira2...he he hee...
      btw trm kasih ya mbak sudah cobain resep saya...salam kenal :)

      Hapus
  2. Soalnya saya kurang begitu suka manis, untuk orang lain mungkin kurang manis. Kemarin kelapa parutnya hanya tersedia 300g. Santan saya ukur pakai gelas ukur 300ml. Tapi krn adonan agak encer, saya tdk menghabiskannya, kira2 setengahnya. Ok lah, lain kali saya coba lagi dg kelapa parut sesuai resep. Terima kasih.
    Sisca - Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak...sama2, makasih...smg sukses buat wingko babat selanjutnya :)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. mbak Ita aku udah bikin wingkonya,,,,,makasih resepnya yaa mbak,,,, enakkkk menul-menul kuenya

    BalasHapus
  5. Mbak ita.. tanya.. ya. Klo pake oven brapa lama panggangnya dan brapa derajat c. Trus api atas bawah? Mksi
    Zeezee

    BalasHapus
    Balasan
    1. lamanya di kira2 saja, sampai wingko matang kecoklatan, pakai api bawah dulu sampe matang dan pakai api atas setelah matang biar ada efek gosong2 dikit, suhu oven 160-170'C

      Hapus
  6. Assalamualaikum mb ita...
    Ak baru aja nyobain resep wingkonya mb, menurutku emg sedikit kemanisan dan baru masukin setengah santan nya kok udah encer bgt, trus tak tambahin tepung ketan sampai bs dibentuk, dicobain diteflon hasilnya enak, n matang, trus ak oven sisanya, ini blm mateng...������

    Note: mb ini santenku emg gak kentel2 bgt, jd engga yg kaya santan instan itu, mgkin itu ya yg bikin ke enceran
    Makasih resepnya mb, yg sepotong tadi alhamdulilah enaaakkk...

    Bunda nafis

    BalasHapus